Rabu, 24 Oktober 2012

Apresiasi Sastra secara Reseptif

A. Pengertian
      Apresiasi sastra secara reseptif dapat dilakukan dengan cara membaca, mendengarkan, dan menyaksikan pementasan drama. Karya sastra berbentuk prosa, seperti dongeng, cerpen, novel, roman dapat dinikmati dengan cara membaca buku atau dengan cara menyimak tatkala karya itu diperdengarkan atau dibaca orang lain. Akan tetapi, puisi sebagai performance arts pada umumnya tidak bisa dinikmati dengan baik tanpa dibaca dengan suara nyaring. Hanya yang dapat dinikmati oleh orang per orang dengan membaca dalam hati. Nilai keindahan puisi, khususnya rima dan ritma baru bisa dinikmati apabila disuarakan.
        Sementara itu, karya sastra berbentuk drama baru dapat dinikmati secara baik dan total apabila dipentaskan. Melalui pementasan yang melibatkan semua aspek pendukungnya seperti blocking, kostum, musik, lighting, dialog, dan karakter pelaku, memungkinkan suatu drama dapat disajikan dan dapat dinikmati secara utuh.
1. Menikmati Cerita, Puisi dan Drama
             Membaca karya sastra berbeda dengan membaca karya ilmiah atau jenis karya yang lain. Membaca karya sastra tidak sekedar memahami isi melainkan juga menikmati keindahannya. Dalam kegiatan itu pembaca dituntut kemampuannya untuk menangkap nilai estetik dan memahami unsur struktur yang membangun karya sastra. Semua itu dimaksudkan agar pembaca dapat menikmati dan menjiwai sehingga memungkinkan seorang pembaca untuk menceritakan dan mengekspresikannya kepada orang lain.
        Seseorang yang ingin membaca dan mendengarkan suatu cerita dengan baik perlu berbekal pengetahuan tentang unsur-unsur pembentuk prosa, misalnya (1) penokohan dan karakter, (2) alur atau plot cerita, (3) setting atau latar cerita, (4) point of view atau pusat pengisahan, (5) tema, dan (6) amanat. Dengan demikian, pembaca dapat menikmati cerita itu secara utuh sehingga dapat diperoleh kesenangan, informasi, warisan kultural, dan keseimbangan wawasan.
             Perhatikan cerita dan dongeng anak-anak yang terdapat di sekitar kita, baik yang dilisankan maupun yang sudah dicetak. Di dalamnya sering ditemukan nilai-nilai yang sangat bermanfaat. Cerita binatang, misalnya, adalah cermin kehidupan manusia. Pelaku dalam cerita itu menggambarkan perilaku manusia, seperti tindak angkara murka, kesewenang-wenangan, ketamakan, ketidak-adilan, tipu muslihat, gotong royong, ketulusan, dan sebagainya. Cerita semacam itu dapat ditemukan pada Hikayat Pelanduk Jenaka, Hikayat Bayan Budiman, Hikayat Kalila dan Damina, Majalah anak-anak, film kartun, atau dapat dilihat contohnya dalam bentuk relief yang terpahat pada candi Sojiwan dan Mendut.
         Di samping dongeng binatang, masih banyak cerita dan dongeng yang menarik untuk disampaikan kepada siswa, seperti (1) Bawang Merah dan Bawang Putih, (2) Sangkuriang, (3) Malin Kundang, (4) Keong Mas, (5) Legenda Lok Si Naga, dan sebagainya.
       Cerita-cerita lucu atau cerita jenaka seperti Abu Nawas, Pak Senik, Mat Jamin, Lebai Malang dipertimbangkan untuk diberikan kepada siswa. Di samping unsur kejenakaan yang menarik, cerita itu sarat dengan nilai pendidikan. Cerita Abu Nawas, misalnya, bukan sekedar cerita jeaka tanpa makna. Di dalamnya terdapat berbagai penyimpangan yang terjadi pada masyarakat saat itu, terutama yang dilakukan oleh para penguasa. Melalui gaya humor Abu Nawas menyampaikan kritik-kritik sosial. Boleh jadi cerita Abu Nawas akan mengilhami seseorang yang ingin melontarkan kritik secara bijak agar kritiknya itu tidak menyakitkan hati dan dapat diterima dengan senang hati.
         Apresiasi reseptif terhadap bentuk puisi dapat dilakukan dengan cara membaca puisi dengan suara nyaring atau mendengarkan pembacaan puisi (poetary reading) dan deklamasi. Puisi tanpa disuarakan tidak akan dapat ditangkap nilai estetisnya, sebab puisi merupakan Performance arts. Meskipun demikian, ada satu pengecualian yaitu puisi kamar yang dapat dinikmati orang per orang tanpa harus disuarakan.
           Untuk menikmati dan menilai suatu puisi dapat dipandu dengan mengenali unsur-unsur pembentuknya, Beberapa partanyaan yang perlu dijawab untuk menuntun ke arah pemahaman itu, antara lain (1) apakah makna atau temanya, (2) bagaimana nilai rasa yang dikandungnya, (3) bagaimana nadanya, (4) apa maksud dan tujuannya, (5) bagaimana keharmonisan keempat unsur itu (tema, rasa, nada, dan maksud), (6) bagaimana diksinya, (7) sesuaikan kata nyata (concret word) yang digunakannya, (8) teptkah majasnya, (9) bagaimana ritme dan rimanya, (10) bagaimana hubungan hakikat dan metode puisi. Pertanyaan-pertanyaan itu akan menuntun ke arah pemahaman puisi dan penghayatan yang nantinya akan sengat bermanfaat dalam pengekspresian, baik pada saat membaca puisi maupun saat mendeklamasikan.
          Drama sebagai salah satu bentuk karya sastra hanya dapat dinikmati dengan baik apabila dipentaskan. Namun untuk mementaskannya diperlukan persiapan yang matang dengan biaya yang tidak sedikit. Meskipun demikian, masyarakat sekarang sangat beruntung sebab dapat menikmati sejenis drama yang ditayangkan melalui layar televisi, baik berupa film, sinetron, telenvela, maupun ketoprak. Semua itu memiliki dasar-dasar yang tidak jauh berbeda dengan drama.
         Sementara itu, perlu dipamahi bahwa pada dasarnya setiap orang memiliki kemampuan bermain peran, hanya saja kemampuan itu belum dekembangkan secara maksimal. Kita sering melihat anak-anak bermain ‘pasar-pasaran (jual beli)’, ‘dokte-dokteran’, dan sebagainya. Selain itu di masyarakat juga dikembangkan permainan simulasi untuk berbagai penyuluhan, misalnya pada penataran P4 dan penyuluhan Keluarga Berencana. Permainan dan kegiatan seperti itu merupakan dasar bermain peran yang sebenarnya.
        Untuk dapat menikmati drama dengan baik, tidak cukup dengan membaca teks drama, melainkan harus mengenali dasar-dasar pementasan drama, misalnya (1) dialog, (2) kotum, (3) tata lampu, (4) blocking, (5) musik pengiring, (6) make up, dan sebagainya.
B. Mendengarkan dan Membaca Karya Sastra
1. Kegiatan 1
a. Mendengarkan dan Membaca Prosa
1) Mendengarkan
           Mendengarkan prosa dapat dilakukan apabila ada seseorang yang membaca atau menceritakan suatu karangan berbentuk prosa. Berikut merupakan teknik berlatih kegiatan mendengarkan: (a) Siapkan alat rekam dan bacalah dengan suara nyaring suatu cerita. (b) Putar kembali hasil rekaman Anda, dengarkan dan perhatikan baik-baik. Bagaimana cara Anda mengekspresikannya. (c) Catat dan ingat bagian-bagian yang penting, terutama unsur ceritanya. (d) Tentukan nilai-nilai yang terkandung dalam dongeng itu.
b. Mendengarkan dan Membahas Puisi
1) Mendengarkan Pembacaan Puisi
        Siapkan tape recorder atau video yang dapat untuk merekam. Selanjutnya baca atau deklamasikan suatu puisi. Putar kembali hasil rekaman anda, dengarkan dan perhatikan baik-baik. Tentukan keindahan yang anda hasilkan dari pembacaan puisi itu.
2. Kegiatan 2
a. Membaca dan Membahas Prosa
1) Membaca Untuk melaksanakan kegiatan ini, Anda diminta melakukan kegiatan berikut ini:
(a) Siapkan alat rekam dan bacalah dengan suara nyaring cerita tersebut.
(b) Putar kembali hasil rekaman Anda, dengarkan dan perhatikan baik-baik. Bagaimana cara Anda mengekspresikannya.
(c) Cata dan ingat-ingat yang penting, terutama usur ceritanya.
(d) Tentukan nilai-nilai yang terkandung dalam cerita itu (e) Diskusikan hasil pengamatan

1 komentar:

  1. Betway Casino & Hotel Map - Mapyro
    The 남양주 출장안마 Casino 광명 출장샵 and Hotel is located in Biloxi, Mississippi, with two casinos 문경 출장마사지 and four hotels within a 5-minute drive of 순천 출장샵 Biloxi 태백 출장안마 Airport. The casino is home to the

    BalasHapus